Yayasan
Walisongo yang bernama lengkap Yayasan Pendidikan Sosial Islam Ahlu Sunnah
Waljama’ah Yayasan Walisongo, merupakan yayasan yang didirikan oleh masyarakat
Dusun Tambakrejo, Desa Tambakrejo, Kecamatan Gurah, Kabupaten Kediri. Yayasan
ini didirikan pada tanggal 02 April 1968. Yayasan ini menaungi lembaga
pendidikan formal plus agama berupa Raudlatul Athfal (RA) Walisongo, Madrasah
Ibtidaiyah (MI) Walisongo, dan Madrasah Tsanawiyah (MTS) Walisongo. Siswa siswi
yang belajar di dalam tiga lembaga tersebut berjumlah ratusan dan mengukir
cukup banyak prestasi.
![]() |
| Beberapa kayu penopang digunakan untuk menyangga tiang |
![]() |
| Gedung Sekolah yang rusak parah |
Ketua Yayasan,
yaitu Mohammad Basori, menunjuk H. Robitoh Asnawi S.Pd.I untuk mengepalai MI
Walisongo yang saat itu hanya memiliki 9 murid mulai kelas 1 sampai kelas 6.
Setelah hampir 10 tahun, MI Walisongo mengalami perkembangan cukup baik dengan
memiliki siswa-siswi berjumlah 60. Gedung madrasah yang dahulu rusak parah dan
tidak dapat dipergunakan, kini sudah dibangun kembali. Selain itu, status tanah
yang ditempati sudah resmi waqaf, status akreditasi sudah diperbaharui, izin
operasional telah diperbaharui.
Lambatnya
pertumbuhan jumlah murid salah satunya dilatar belakangi terbatasnya dukungan
pendanaan operasional madrasah, ditambah rendahnya kepedulian masyarakat untuk
memasukkan anaknya ke lembaga pendidikan, terlebih dengan kurikulum pelajaran
agama lebih dari sekolah dasar biasa.
Kepala MI
Walisongo berjuang keras mempertahankan lembaga pendidikan yang dikepalainya
sebab beberapa alasan:
1. Lembaga pendidikan formal dengan plus agama seperti MI adalah
pendidikan ideal di tengah-tengah masyarakat awam
2. Keadaan masyarakat Desa Tambakrejo, terutama yang domisilinya di
sekitar madrasah, yang pengetahuannya dalam bidang agama masih minim.
3. Keadaan masyarakat Desa Tambakrejo yang kepeduliannya dengan
pendidikan anak masih kurang. Hal ini dibuktikan cukup banyaknya anak yang
putus sekolah atau tidak mampu menyelesaikan program wajib belajar selama 9
tahun.
4. Mulai munculnya penyakit masyarakat seperti pergaulan bebas,
minum-minuman keras dan penggunaan Narkoba.
5. MI Walisongo adalah lembaga pendidikan swasta yang didirikan
dengan harapan dapat menjadi amal jariyah dari para pendirinya.
![]() |
| Gedung MI setelah perbaikan |
Untuk jenjang RA, kepala yayasan menunjuk Nila Laila Romlah S.Kom.I untuk mengepalai jenjang tersebut. Sedang untuk jenjang MTS, masih belum bisa dihidupkan kembali sebab keterbatasan dana dan Sumber Daya Manusia.
Untuk
mendukung perkembangan anak didik di bidang agama, Yayasan kemudian mengadakan
kegiatan TPQ di sore hari dan Madrasah Diniyah di malam hari. Untuk TPQ, materi
adalah al-Qur’an untuk tingkat lanjut, dan Iqra’ untuk pemula. Sedang madrasah
diniyah menggunakan materi antara lain Nadhm Alala dalam bidang akhlaq,
Persiapan Membaca Al-Qur’an utnuk bidang Tajwid, Tarikh Nabi untuk bidang
sejarah nabi, dan Mabadi’ Fiqh untuk bidang fiqh.



